JAKARTA, SH – Ekonomi Sumatera Selatan (Sumsel) mulai menunjukan geliat peningkatan di kuartal tiga tahun 2020. Meskipun masih dalam zona ekonomi negatif, tercatat perbaikan dari -1,53 di kuartal dua menjadi -1,4. Hal ini tidak lepas dari peran pemerintah pusat dan daerah dalam memberikan stimulus khususnya pada sektor UKM di Sumsel.
Demikian dikatakan Kepala Bank Indonesia Sumatera Selatan Hari Widodo dalam kegiatan MarkPlus Government Roundtable bertajuk Kebangkitan Ekonomi Melalui Pemulihan UMKM Sumatera Selatan, Senin, (16/11/2020) secara virtual.
Hari mengungkapkan, saat ini lapangan usaha mengalami penurunan di sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, pertambangan dan penggalian, serta industri pengolahan. Sedangkan sektor konstruksi, perdagangan besar dan eceran serta informasi dan komunikasi mengalami peningkatan.
Sementara, kendala yang banyak dihadapi para pelaku usaha paling utama adalah penurunan omset.
“72,6% UMKM terdampak di Sumatera Selatan, dengan mayoritas mengalami penurunan omset penjualan. Beberapa kesulitan atau kendala yang dihadapi hampir sama (yaitu) penurunan penjualan, kesulitan modal, distribusi terhambat, dan kesulitan bahan baku,” papar Hari.
Dia menambahkan, perlu adanya sinergi kebijakan di tingkat pusat maupun daerah untuk mengembangkan UMKM menjadi salah satu sumber pertumbuhan baru yang bertujuan untuk pemulihan ekonomi. UMKM juga dapat mengisi kebutuhan belanja pemerintah sehingga penyerapan pembelanjaan terhadap produk UMKM terjadi.
“Pengembangan UMKM ini memang harus didekati secara multisektoral, tidak bisa hanya satu lembaga saja yang bisa menyelesaikan ini karena membutuhkan sinergi,” jelas Hari.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Koperasi UMKM Sumatera Selatan memamparkan, saat ini Kementerian Koperasi dan UMKM telah memberikan bantuan modal produktif usaha mikro sebesar 2,4 juta yang saat ini sudah disalurkan kepada 17 kabupaten dan kota di sekitar Sumsel.
Selain itu, penggunaan website maupun platform online diyakini bisa menjadi pilihan baru bagi pelaku UMKM untuk bertransformasi sehingga pelaku UKM tidak hanya mengandalkan pemerintah tetapi juga meningkatkan kualitas diri.
“Mengubah mindset dari offline menjadi online dengan segera belajar untuk menggunakan (platform) digital,” papar Musiawati.
Digitalisasi memang menjadi tantangan besar bagi para pelaku UMKM agar siap menghadapi peradaban baru. Oleh karena itu, inovasi serta kemampuan menangkap peluang usaha potensial harus terus diasah.
Menurutnya, keberlanjutan usaha juga menjadi aspek penting selain peningkatan kapasitas sumber daya manusia sehingga pemanfaatan platform online sudah menjadi keharusan di masa ini.
Diketahui, The 2nd MarkPlus Government Roundtable merupakan rangkaian webinar sebagai sarana diskusi bagi pemerintah dengan para industri di berbagai sektor untuk memberikan update perkembangan dan tantangan yang dihadapi setelah hampir satu semester menghadapi pandemi COVID-19.
Webinar ini merupakan series kedua yang akan berlangsung setiap Senin dan Kamis dengan menghadirkan narasumber dari pemerintah maupun badan usaha di bawah naungan negara.
Untuk Webinar kali ini menghadirkan, Hermawan Kartajaya, Founder and Chairman MarkPlus Inc, Gubernur Sumsel H Herman Deru, Bupati Muba H Dodi Reza Alex, Kepala Bank Indonesia Sumsel Hari Widodo, Direktur Bank Sumsel Babel Achmad Samsudin. Yang dipandu moderator, Taufik, Deputi Chairman MarkPlus Inc.
Editor: J. Silitonga