Home / Nusantara / Pendidikan

Rabu, 7 September 2022 - 16:41 WIB

Jalur SNMPTN Diubah Menjadi Seleksi Nasional Prestasi

Siswa-siswi MAN 1 Lubuklinggau saat melaksanakan belajar, (dok-Mansada)

Siswa-siswi MAN 1 Lubuklinggau saat melaksanakan belajar, (dok-Mansada)

JAKARTA, Sumatera Headline – Masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), diubah menjadi Seleksi Nasional Prestasi (SNP).

Hal itu diungkapkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim,  Rabu (7/9/2022) saat peluncuran kebijakan Merdeka Belajar episode ke-22 tentang Transformasi Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri.

Penerimaan mahasiswa baru (PMB) yang selama ini dilakukan melalui tiga jalur, yakni SNMPTN, Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan jalur mandiri mengalami perubahan.

“Khusus untuk jalur SNMPTN berubah menjadi seleksi nasional prestasi,” katanya.

Nadiem menuturkan, selama ini jalur SNMPTN memisahkan calon mahasiswa berdasarkan jurusan pendidikan menengah. Yakni, pilihan program studi (prodi) dibatasi berdasarkan jurusan calon peserta di pendidikan menengah.

“Apakah IPA atau IPS akan menentukan pilihan program studinya pada saat di universitas,” ujar Nadiem saat peluncuran Merdeka Belajar Episode ke-22 secara daring di Jakarta, Rabu (7/9/2022).

Selain itu, jalur SNMPTN hanya mempertimbangkan mata pelajaran tertentu atau angka dalam mata pelajaran tersebut dipertimbangkan dalam seleksi.

Menurut Nadiem, kebijakan tersebut menimbulkan berbagai macam masalah, di antaranya; Pertama, bagi peserta didik yang usia masih sangat muda masih bingung untuk menentukan pilihan karena tidak memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi kemampuannya.

Kedua, hanya mata pelajaran tertentu dianggap penting di dalam jalur SNMPTN. “Jadi banyak sekali murid dan guru-guru kita yang tidak berfokus kepada mata pelajaran secara holistik hanya kepada beberapa mata pelajaran yang berhubungan dengan prodi itu,” ucapnya.

“Ini yang menimbulkan sistem pembelajaran yang sangat terpecah-pecah dan tidak holistik,” tambahnya.

Dikatakan Nadiem, untuk menjawab kebutuhan sumber daya manusia (SDM) masa depan, maka peserta didik sangat membutuhkan kompetensi yang holistik dan multidisipliner. Contohnya, seorang pengacara harus punya ilmu dasar tentang hukum, tetapi juga harus memiliki ilmu komunikasi yang jadi pembeda.

Baca Juga :  Peduli Gerakan Nasional PAUD Berkualitas, Hj Noviar Marlina Gunawan diganjar Penghargaan

Oleh karena itu, Nadiem menuturkan, proses seleksi nasional di PTN harus mendorong pembelajaran yang menyeluruh dan multi disiplin. Hal ini, kata Nadiem, menjadi pertimbangan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melakukan perubahan, yakni jalur SNMPTN menjadi jalur seleksi nasional prestasi.

Adapun perubahan terbesar dilakukan pada seleksi nasional prestasi pengganti SNMPTN, yakni menambahkan kriteria pemberian bobot minimal 50% untuk nilai rata-rata rapor secara keseluruhan dari mata pelajaran. Sedangkan sisanya adalah komponen untuk menggali minat dan bakat siswa.

“Sisanya itu adalah nilai rapor dari 2 mata pelajaran pendukung prodi tersebut, atau prestasi atau portofolio untuk prodi seni dan olahraga,” papar Nadiem.

Dikatakan Nadiem, pada seleksi nasional prestasi ini ada perubahan besar yakni 50% minimal daripada bobot adalah nilai rata-rata rapor secara keseluruhan.

“Dengan ini, kita akan memastikan bahwa setiap murid masih mementingkan pembelajaran dia tingkat jenjang sekolah menengah. Tidak terabaikan atau menelantarkan mata pelajaran lainnya,” paparnya.

Kendati demikian, Nadiem menegaskan PTN tetap bisa menentukan posisi persentase antara komponen satu dan komponen dua. Yakni, 50% nilai rata-rata dan sisanya bisa nilai rata-rata yang ditinggikan oleh PTN atau 50% sisanya ini bisa menjadi pilihan dari PTN dan prodi untuk menentukan komposisinya.

“Dua mata pelajaran pendukungnya berapa persen, prestasinya berapa persen dan lain-lain,” ucapnya.

Untuk itu, kata Nadiem, penentuan tersebut bisa saja berbeda antara prodi dalam satu PTN yang sama. Pasalnya, masing-masing prodi dibebaskan untuk menentukan komposisinya.

“Perubahan terbesar adalah kami memasang 50% daripada bobot seleksi nasional prestasi adalah nilai rata- rata secara keseluruhan mata pelajaran. Sehingga semua mata pelajaran, masih ada bobot dan nilainya” ucapnya.

Selanjutnya, Nadiem menerangkan dampak dari perubahan tersebut, peserta didik akan terdorong berprestasi di seluruh mata pelajaran dan guru bisa melihat bahwa ada motivasi bagi peserta didik untuk mendapatkan angka cukup baik untuk seluruh mata pelajaran.

Baca Juga :  5 Kebijakan yang Dikeluarkan Mendikbud Melalui Surat Edaran Terkait Pelaksanaan Pendidikan

Selain itu, peserta didik terdorong untuk mengeksplorasi minat dan bakat secara mendalam.

“Walaupun ada 50% nilai seluruh pembelajaran, masih sampai 50% sisanya berdasarkan fokus atau spesialis daripada murid tersebut yang berhubungan dengan prodi yang sesuai dengan minat dan bakat,” ucapnya.

“Di sini ada keseimbangan antara harus mendapat nilai baik rapor secara keseluruhan dan bobot sama besar dengan nilai rapor adalah area fokus atau spesialitas minat dan bakat siswa,” ucapnya.

Pada kesempatan sama, Nadiem menegaskan agar bisa sukses jalur seleksi nasional prestasi, maka peserta didik harus menyadari semua mata pelajaran penting. Dengan begitu, mereka akan fokus untuk belajar secara menyeluruh.

“Saya rasa banyak sekali guru-guru akan sangat senang dengan ini, karena banyak sekali guru-guru tingkat SMA yang mungkin sudah melihat anaknya sudah demotivasi di beberapa mata pelajaran tentu dan fokus hanya area-area yang berhubungan dengan prodinya,” ucapnya.

Menurut Nadiem, perubahan jalur ini memberikan kesempatan para siswa untuk menggali minat dan bakat secara tekun, memberikan insentif untuk meningkatkan, dan mengeksplorasi pilihan prodi yang sesuai dengan minat dan bakat.

“Juga ini meningkatkan transparansi, kalau anak itu ingin mengetahui komponen penilaian untuk masing-masing prodi di masing-masing perguruan tinggi. Ini bisa secara transparan dan bisa dicari. Anak tersebut bisa melakukan perencanaan yang lebih matang,” papar Nadiem.

Ia juga mengingatkan perlu dukungan orang tua dan guru agar peserta didik dapat berprestasi dan memilih prodi sesuai dengan minat dan bakat sangat penting untuk menyukseskan jalur seleksi prestasi. (SH-02)

Sumber: Beritasatu

Share :

Baca Juga

Musi Rawas

Raih Penghargaan Kepala Daerah Peduli HAM, Bupati : Fokus Bekerja dan Tetap Mengabdi untuk Masyarakat Musi Rawas

Nusantara

Libur Lebaran, Presiden Jokowi Ajak Cucu Wisata Satwa di Bali

Nusantara

Menhub Minta PT KAI Bentuk Tim Khusus Untuk Antisipasi Gangguan Operasional KRL Jabodetabek

Nusantara

Presiden Promosikan Transformasi Ekonomi Digital di Indonesia kepada CEO Selandia Baru

Nusantara

Dukung Pemulihan Ekonomi Nasional, Kementrian PUPR Manfaatkan Teknologi Berbasis UMKM

Nusantara

Kementerian PUPR Bangun Fasilitas Pendidikan 4 PTN dan PTKIN di Sulawesi Selatan

Nusantara

SMSI Riau Gelar Rakerda dan Bimtek di Yogyakarta, Firdaus: Ini sejarah, kali pertama diadakan di luar daerah

Nusantara

BMKG Luncurkan Sistem AWOS yang Merupakan Karya Anak Bangsa