MUSIRAWAS_Sumateraheadline-Meski Komoditas Holtikultura di Kabupaten Musi Rawas (Mura) banyak digeluti oleh para petani, namun sejauh ini pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Peternakan (Distannak) Mura belum dirasakan oleh para petani.
Padahal, tidak sedikit petani yang awalnya menanam padi beralih menanam komoditas sayuran dan buah-buahan. Bahkan, untuk hasil panen para petani, sudah banyak dipasarkan hingga ke luar daerah. Anehnya, meski demikian sentuhan dari pihak Pemerintah Kabupaten Musi Rawas tidak dirasakan oleh para petani.
Seperti yang dikatakan oleh Jramin (45) salah satu petani di Desa Sumberrejo, Kecamatan Megang Sakti, Kabupaten Mura yang menanam melon mengaku. Selama ia menggeluti budidaya sayuran bahkan buah melon belum ada penyuluh pertanian yang hadir.
“Tidak pernah ada penyuluh datang disini, siapa orangnya juga saya gak tahu. Sebenarnya ya perlu sekali penyuluh itu, terutama memberikan arahan dalam budidaya tanaman sayuran maupun buah-buahan,” katanya disela-sela panen melon, Minggu (13/8).
Dikatakan ia, sudah hampir dua tahun menggeluti budidaya sayuran dengan luasan lahan setengah hektar. Namun selama itu juga tidak ada sentuhan dari pemerintah.
“Jangankan bantuan, pembinaan juga tidak ada. Yang kami butuhnya pembinaan misalkan mengenai residu pestisida, kekebalan hama dan pengendalian hama penyakit. Jadi kami akan lebih bijak menggunakan pestisida maupun pemupukan,” imbuhnya.
Senada yang dikatakan oleh Warno (38) petani yang sama mengaku, lahan persawahan miliknya kurang lebih setengah hektar yang ditanam terong dan berada di samping jalan aspal. “Kalau pembinaan karena kendala akses itu wajar, ini jalan kami sudah aspal tidak ada pembinaan. Entah komunikasinya yang bagaimana,” imbuhnya.
Ia juga mengaku, belajar budidaya tanaman terong selama ini saling tukar informasi dengan sesama petani. Bahkan ia juga mengaku kewalahan mengendalikan serangan hama ulat. “Hama ulat itu banyak kami sempat kewalahan, padahal budidaya sayuran tidaklah sedikit modal yang dikeluarkan, oleh sebab itu kami butuh pembinaan agar kami tidak gagal panen,” imbuhnya.
Sama halnya disampaikan oleh Memed (36) petani buah-buahan di Desa Sumberrejo yang sukses menanam melon bahkan semangka mengaku, butuh kehadiran pemerintah untuk melakukan pembinaan terlebih memberikan bantuan untuk budidaya komunitas tanaman pangan ini.
“Ya kami butuh pembinaan, kalau ada ya sarana pertanian seperti rotari maupun tangki semprot dan pembinaan cara kami memasarkan produk agar hasil bumi kami ini bisa dijual dengan harga yang lebih tinggi,” ungkapnya.
Bahkan ia mengaku tidak sedikit petani yang menanam sayuran di hamparan persawahan disekitarnya. Bahkan kurang lebih mencapai empat hektaran. Oleh sebab itu, sudah sangat layak mendapatkan pembinaan.
“Kami usulkan bisa dijadikan komunitas petani sayur atau petani holtikultura, agar para petani bisa lebih maju. Bukankah masyarakat Musirawas ini mayoritas menggantungkan hidup di bidang pertanian, namun sejauh ini kehadiran dari pemerintah sendiri belum ada,” ungkapnya. (SH-04).
Editor : Juliyanto