Home / Ekonomi / Musi Rawas

Senin, 30 Oktober 2023 - 11:26 WIB

Olahan Pinang KWT Melati Tingkatkan Ekonomi Masyarakat Suka Karya

Ketua KWT Melati Suhartini saat menunjukan bandrek pinang, kopi pinang yang merupakan produk unggulan KWT Melati.

Ketua KWT Melati Suhartini saat menunjukan bandrek pinang, kopi pinang yang merupakan produk unggulan KWT Melati.

MUSI RAWAS – Produk olahan pinang Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati Desa Suka Karya, Kecamatan STL Ulu Terawas, Kabupaten Musi Rawas terus meningkat dan menjadi produk unggulan di Sumatera Selatan.

Olahan pinang KWT Melati diproduksi secara tradisional dengan kemasan menarik serta cita rasa khas dan dipasarkan di market place, melalui aplikasi digital memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar.

KWT Melati diketuai oleh Suhartini dan beranggotakan 30 orang, sejak 2020 lalu berkolaborasi dengan Pertamina. Hal ini membuat produk unggulan dari KWT Melati diantaranya Bandrek Pinang, Kopi Pengantin sukses menghantarkan KWT Melati mengukir prestasi.

Adapun prestasi yang telah berhasil diraih oleh KWT Melati antara lain Juara III Local Hero Awards Pertamina EP 2019,  Juara I Festival Pangan Lokal 2019 Musi Rawas,  Juara I Lomba Merangkai Bunga, Buah, dan Sayuran Musi Rawas 2019 dan Juara II Lomba Kreasi Menu Lebaran Hasil Pekarangan Musi Rawas 2020.

Kemudian Juara III Kreasi Empek-empek dari Tepung Pangan Lokal (Mocaf) 2022 Musi Rawas, Juara I Lomba Kreasi Pangan Lokal 2022 Musi Rawas, Juara II Lomba Kudapan Produk Pangan Lokal 2022,  Juara I Meracik Rempah Festival Rempah Nusantara Bandrek Jahe Pinang Muda Sumatera Selatan 2023 dan masuk Nominasi Booth Terbaik Forum Prakapnas 2023.

Bahkan pada Kamis (27/10/2023), KWT Melati membuka griya KWT Melati yang berada di Desa F Trikoyo, Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas. Hal ini tentunya semakin menunjukan eksistensi KWT Melati di Kabupaten Musi Rawas.

Bupati Musi Rawas Hj Ratna Machmud foto bersama dengan Senior Manager PT Pertamina Pendopo Field, I Wayan Sumarta beserta jajaran saat peresmian Griya KWT Melati di Desa F Trikoyo, Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas.

Pembukaan Griya yang diresmikan langsung oleh Bupati Musi Rawas Hj Ratna Machmud, dihadiri oleh Senior Manager PT Pertamina Pendopo Field, I Wayan Sumarta beserta jajaran itu, bertujuan  mempermudah masyarakat masyarakat guna mendapatkan produk unggulan KWT Melati.

Sejalan dengan terus eksisnya produk KWT Melati sangat berdampak positif bagi anggota KWT dan masyarakat Desa Suka Karya. Pasalnya, secara bertahap pendapatan masyarakat bertambah meski pinang saat ini belum menjadi komoditas utama di desa tersebut. Meski demikian, adanya KWT Melati dalam pengolahan pinang, sangat mendongkrak kesejahteraan masyarakat.

“Banyak sekali keuntungan yang kami dapatkan menjadi binaan Pertamina, pertama sarana dan prasana produksi kami difasilitasi, pemasaran dan diikut sertakan dalam ajang pameran dan festival,” ujar Suhartini kepada wartawan Sumateraheadline, Jumat (27/10).

Dikatakan ia, produk dari KWT melati diantaranya Bandrek Jahe Pinang, Kopi Pengantin, Sayang “Sehat Dengan Pinang”, Tepung Mocaf dan sterefom dari pelepah pinang.

“Kami bisa seperti ini tentunya selain keinginan yang kuat, kerja keras dan kekompakan semua anggota KWT, kami juga mendapat dukungan dan suport yang luar biasa dari Pemda Musi Rawas serta dari Pertamina tentunya,” sampai Suhartini.

Baca Juga :  Bupati Resmikan Bantuan Rumah Layak Huni

Untuk harga Bandrek Jahe Pinang dan Kopi Pengantin dibanderol Rp 25 ribu per pcs dengan berat 200 gram. Sedangkan untuk sterefom berbahan pelepah pinang dihargai Rp3.500 per buah dan bisa digunakan beberapa kali untuk tempat makanan. Dalam satu bulannya, saat ini KWT Melati bisa menghabiskan bahan baku pinang sebanyak 350 kilogram.

“Kami juga sangat bersyukur karena dari pihak Pertamina menyediakan kemasan atau place nya, jadi produk kami lebih menarik di pasaran,” ungkap Suhartini.

Ia menambahkan, pihak Pertamina juga memfasilitasi berupa Geriya KWT Melati yang berada di F Trikoyo yang belum lama ini diresmikan. Selain itu, Produk KWT Melati juga dipasarkan melalui market place yakni perusahan start- up Pelepah Indonesia.

Berbagai produk unggulan KWT Melati yang dipajang dan dipasarkan Griya KWT Melati.

Suhartini mengungkapkan, pengolahan pinang muda menjadi bandrek, pinang tua menjadi kopi pinang, pelepah pinang dijadikan sterefom, lidi dijadikan kerajinan.  Bahkan kulit pinang bisa dimanfaatkan untuk menurunkan kadar kesamaan tanah.

“Untuk perekomian jangka panjang, kami memanfaatkan pinang semaksimal mungkin. Tidak ada yang Terbuang dari sebatang pinang, bahkan kulitnya saja bisa dimanfaatkan. Lahan persawahan yang ditanami padi meski sudah dipupuk namun saja tetap kuning, setelah ditebar kulit pinang berangsur subur. Selain itu, sari dari kulit pinang bisa untuk pencegahan korosi karat,” jelas Suhartini.

Wanita berkacamata ini menyampaikan, dalam mendukung program Gerakan Perempuan Lestarikan Alam Melalui Pinang  (Gemilang), Pemerintah Desa Sukakarya juga telah menerbitkan Peraturan Desa (Perdes) Nomor 47 Tahun 2019, tentang pelestarian pohon pinang.

“Jadi pohon pinang dilarang untuk ditebang. Bahkan kalau masyarakat menebang, maka wajib untuk mengganti minimal dua batang,” ujar Suhartini.

Ia mengungkapkan, warga Desa Sukakarya terutama ibu – ibu saat ini jika ada acara kondangan dan tidak mempunyai uang. Maka tak jarang datang ke Sekretariat KWT Melati guna meminta uang.

“Ada juga yang mau kondangan datang ke sini, buk mintak uangnya dulu. Besok saya antar pinangnya, banyak yang seperti itu mas. Jadi pinang ini sangat – sangat membantu, bukan hanya kondangan saja. Tapi kebutuhan dapur, anak mau sekolah saja tercukupi kalau ada pinang,” sampai nya dengan penuh semangat.

Disamping itu juga, harga pinang dipasaran dalam dua tahun terakhir juga mengalami penurunan cukup drastis dari harga Rp 12 ribu perkilo untuk pinang kupas tua, kini hanya 3.000 perkilonya. Namun, dengan adanya pengolahan buah pinang di KWT Melati sangat membantu masyarakat.

“Jadi pinangnya kami beli, sedangkan untuk ongkos perkilonya baik bandrek maupun kopi pinang sebesar Rp10 ribu perkilonya. Meski tidak begitu besar, namun sangat membantu bagi ibu – ibu KWT Melati ini,” sampainya.

Ia mengakui meski selama ini pinang dinomor duakan, atau belum menjadi komiditas unggulan. Ternyata pinang mampu memberikan kontribusi yang positif bagi pendapatan rumah tangga. Oleh sebab itu, adanya pihak Pertamina yang membagikan bibit kepada masyarakat, saat ini masyarakat memanfaatkan lahan secara maksimal untuk penanaman pinang maupun jahe.

Bandrek Jahe Pinang Olahan KWT Melati Gemilang

Senada yang diungkapkan oleh Yati (35) salah seorang anggota KWT Melati mengaku, bergembira dan bahagia dengan kemajuan KWT Melati. Pasalnya, secara tidak langsung sangat membantu perekonomian masyarakat.

Baca Juga :  Komitmen Pemkab Musi Rawas Lakukan Pemerataan Infrastruktur Berkualitas

“Apalagi disini mayoritas petani mas, kalau tidak musim panen atau tanam pada ibu – ibu banyak nganggur. Jadi dengan adanya KWT Melati juga menyerap tenaga kerja, ya bisa bantu-bantu untuk kebutuhan dapur dan kondangan,” sampai Yati.

Terlebih tambah Yati, dalam dua tahun terakhir harga pinang terjun bebas, dari sebelumnya Rp10 ribu perkilonya, saat ini hanya Rp 2 ribu, itupun pinang tua yang sudah kering dan dikupas.

“Kalau di KWT pinang muda juga bisa diolah, pinang tua juga terima dan pelepahnya juga. Dengan adanya ini lahan pekarangan, depan rumah juga saya tanam. Ya mudah-mudahan KWT Melati kedepan semakin maju. Bahkan kalau kita lagi tidak ada uang bisa bon dulu,”  ungkapnya.

Sementara itu, CDO PT Pertamina Pendopo Field Muhammad Reza menyampaikan, pihaknya memberikan fasilitas kepada KWT Melati berupa sarana dan prasana produksi pengolahan pinang, rumah bibit, pembukaan ruko (Geriya), bibit pinang, rumah bibit, kemudian rumah produksi dan mesin pencetak pelepah pinang menjadi wadah ramah lingkungan yang akan diwujudkan akhir 2023 ini.

Lanjut ia, melalui program Gemilang memfokuskan pada pemberdayaan perempuan. Dimana untuk di Desa Sukakarya kalangan perempuan tingkat pendidikan tergolong rendah. Sehingga untuk mengakses pekerjaan dan upah yang layak sangat lah sulit. Oleh sebab itu, pihaknya mendorong pemberdayaan melalui komiditas tanaman pinang.

“Program Gemilang ini bukan hanya mengangkat derajat perempuan secara ekonomi saja, namun memberikan akses pendidikan non formal,” Jelas Muhammad Reza.

Dalam pemasaran produk KWT Melati, PT Pertamina Pendopo Field  membantu untuk pembukaan ruko dan market place atau toko online. Bukan hanya itu saja,  KWT Melati juga bermitra dengan perusahaan Star Up yakni Pelepah Indonesia. Jadi produk KWT Melati yakni berapa wadah ramah lingkungan dijual di Pelepah Indonesia.

“Untuk pemesanan secara online bisa melalui Tokopedia. Selain itu, kami juga mendorong KWT Melati untuk dapat menjalin kerja sama dengan perusahaan lain dalam artian menjalin kerja sama bisnis. Sehingga ada keterjaminan pasar,” tambah Reza.

Menurut ia, KWT Melati bukan hanya fokus pada pendapatan kelompok, namun juga pada ekologi atau lingkungan dengan cara penanaman pohon 14.233 bibit di Desa Sukakarya dan sekitarnya.

” Kami juga berupaya membangun kolektivitas anggota KWT Melati, sehingga terwujudnya kemandirian. Kemudian kebermanfaatan bukan hanya anggota KWT Melati dan masyarakat setempat saja, namun kedepan diharapkan masyarakat Musi Rawas pada umumnya,” ungkapnya.

Pihaknya juga mengharapkan dukungan sepenuhnya kepada Pemerintah Kabupaten Musi Rawas agar menjadikan KWT Melati sebagai percontohan. Sehingga nantinya akan muncul KWT unggulan lainya di Kabupaten Musi Rawas. Pasalnya, tidak selamanya KWT Melati menjadi binaan PT Pertamina Pendopo Field.

Naskah: Juliyanto

Editor : Jhuan

Share :

Baca Juga

Musi Rawas

Sekda Musi Rawas Pimpin Rakor GTRA

Musi Rawas

Tinjau Lokasi Kebakaran, Bupati Bersama Dinas Sosial Musi Rawas Salurkan Bantuan

Musi Rawas

Dodi Turisno Jabat Plt Camat Sumber Harta

Musi Rawas

Lepas Kontingen Pospeda Musi Rawas, Bupati: Raih Prestasi di Bidang Olahraga dan Seni

Musi Rawas

Program Santunan Kematian Rp 3 Juta di Musi Rawas akan Bergulir pada April 2021

Ekonomi

Sandiaga Uno Jajaki Peluang Kerjasama dengan Jepang di Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Musi Rawas

New Normal Bukan Berarti Covid-19 Hilang, Wabup Mura Imbau Taat Prokes

Covid-19

Langgar Aturan Covid-19, Polisi Bubarkan Dua Lokasi Pesta Malam